ANA, ANAK PENJUAL KERUPUK ASAL WULUHAN YANG KINI MENJADI KAPRODI EKONOMI SYARIAH
Keterbatasan ekonomi bukan alasan seseorang untuk meraih cita-cita. Seorang anak penjual kerupuk asal Kec. Wuluhan Kab. Jember telah membuktikannya. Dia adalah Miftahul Hasanah, M. E. I., alumni Fakultas Syariah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Jember (sekarang: UIN KHAS Jember) Prodi Muamalah (Hukum Ekonomi Syariah) angkatan 2007.
Kini Ana berusia 34, terpilih menjadi Ketua Program Studi (KAPRODI) Ekonomi Syariah di Universitas Muhammadiyah Jember periode 2022-2026 melalui rapat senat yang kemudian ditetapkan berdasarkan keputusan Rektor Universitas Muhammadiyah Jember.
“KAPRODI yang sebelumnya, Pak Syafi’i itu komunikasi dengan saya, ingin mengadakan estafet kepemimpinan untuk menciptakan suasana baru demi kemajuan fakultas syariah. Melalui pemilihan voting, alhamdulillah suara saya terbanyak,” tutur istri Fawaid yang juga alumni Fakultas Syariah.
Ana bukan hanya sebagai KAPRODI, namun ia juga pendiri prodi ekonomi syariah di Universitas Muhammadiyah Jember.
Di balik pencapaiannya saat ini, ada banyak pengorbanan yang harus dilalui oleh Ana. Ia merupakan anak bungsu dari empat bersaudara. Ayahnya bernama Sholehan (alm), memiliki riwayat penyakit yang menyebabkan tidak bisa produktif sejak Ana masih kecil. Oleh karena itu ibunya yang bernama Maimunah, mengambil alih peran sebagai tulang punggung keluarga dengan berjualan kerupuk.
Pendidikan formalnya dimulai dari SDN Glundengan 05 Wuluhan (lulus tahun 2000). Kemudian melanjutkan di SMP Plus Darus Sholah (2001-2004) sekaligus menjadi santri di PP. Darus Sholah, Jember. Pendidikan Ana sempat terputus satu tahun setelah menyelesaikan studinya di SMP Plus Darus Sholah, Jember. Baru satu tahun berikutnya ia melanjutkan kembali di SMKN 1 Jember (2004-2007).
“Saya dulu pernah putus sekolah selama satu tahun setelah SMP dikarenakan tidak punya biaya. Kemudian saya ikut les Bahasa Inggris di depan rumah, biar saya tetap bisa sekolah di tahun depan, jadi saya jadikan umpan kepada orang tua kalau memang saya niat ingin sekolah lagi,” ucap dari Ibu yang beranak empat itu.
Setelah ia menyelesaikan studinya di SMK, kemudian ia melanjutkan pendidikan di STAIN Jember. Keputusan itu berdasarkan permintaan dari orang tua khususnya Ibu agar tetap menempuh pendidikan yang berbasis agama. Sejak awal ia memutuskan untuk memilih di prodi muamalah.
“Sejak awal saya itu pengennya kuliah di luar, di kampus umum, tapi Ibu memaksa untuk saya kuliah di STAIN saja. Saya tetap bersyukur meskipun tidak diizinkan kuliah di luar STAIN, mendapatkan kesempatan kuliah saja sudah termasuk rezeki yang tidak semua orang bisa merasakan,” tuturnya.
Pada saat masih menjadi mahasiswa Strata-1, Ana termasuk mahasiswa yang aktif berorganisasi. Ia menjabat sebagai bendahara Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Muamalah periode 2009-2010, Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Fakultas Syariah (sekarang: DEMA-F) juga sebagai bendahara (periode 2010-2011), Ketua Bidang Gender Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Rayon Syariah periode (2009-2010), anggota Institute of Culture and Islamic Studies (ICIS) dan juga ketua study club di PP. Mahasiswa Nuris 2.
Meskipun aktif berorganisasi, tidak membatasi dirinya untuk mengukir prestasi di bidang intelektual. Ia memiliki berbagai prestasi, mulai dari penobatan Duta Pustaka Perpustakaan STAIN Jember (periode 2009-2010) dan lolos artikel riset PKM yang diselenggarakan oleh LP2M STAIN Jember. Ia seringkali mengikuti berbagai event perlombaan di kampus.
“Saya antusias mengikuti berbagai event di kampus untuk mewakili fakultas syariah. Karena waktu itu yang mendominasi kampus hanya mahasiswa fakultas tarbiyah,” ucapnya.
Di akhir wawancara dengan tim media center, Ana menitipkan pesan kepada adik-adik mahasiswa Fakultas Syariah selalu berusaha untuk berani mencoba.
“Dulu kita itu gedungnya paling timur, kurang representatif seperti yang lain, tapi tetap harus semangat. Jangan pernah berfikir bisa atau tidaknya terlebih dahulu, tapi intinya harus berani mencoba. Kalau bukan kita yang memajukan fakultas syariah mau siapa lagi,” pungkasnya.
Reporter: Lia Amelia Rahmah
Editor: Arinal Haq