DR. KHOIRUL FAIZIN: JADIKAN MEDIA DIGITAL SEBAGAI RUANG YANG BERDAYA
Media Center - Gerakan Literasi Pandu Digital Indonesia 2022 bersama UIN Kiai Haji Achmad Siddiq (UIN KHAS) Jember, menggelar acara bertemakan “Literasi Digital Cegah Dampak Negatif Bermedia Sosial”. Acara tersebut berlangsung secara online via aplikasi Zoom Meeting pada Kamis, (15/09).
Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, Semuel Abrijani Pangerapan, B.Sc., M.M. dalam sambutannya menyampaikan, kecakapan literasi digital yang baik juga diharapkan dapat menghantarkan masyarakat Indonesia menjadi masyarakat yang beretika, berbudaya, dan tentram dalam penggunaan serta pemantapan berbagai aplikasi layanan yang memanfaatkan internet.
“Tahun 2021, indeks pemantapan literasi digital adalah 3, 49 dari skala 1-5. Ada peningkatan sedikit dari tahun sebelumnya, antara lain terjadi terhadap pilar digital culture dan digital skill. Kami harap melalui edukasi ini masyarakat Indonesia bisa cakap berdigital,” ujarnya.
Dosen Fakultas Syariah UIN KHAS Jember, Dr. Khoirul Faizin, M. Ag dalam penyampaian materi tentang humanity & empathy menyebutkan bagaimana seharusnya masyarakat beretika dalam bermedia sosial.
“Pertama, berkomunikasi dengan baik. Apapun konten yang kita sebarkan tidak mengandung unsur SARA, kekerasan, bukan hoax, harus menghargai karya orang lain itu penting posisinya, tidak memberikan informasi pribadi sembarangan,” ungkapnya.
Menurut Khoirul Faizin, ruang di masyarakat hari ini adalah dunia digital, karena semua dilakukan serba digital, termasuk ketika belajar dan belanja online dan sebagainya. Dia berpesan agar masyarakat menjadikannya sebagai ruang yang berdaya.
“Ruang digital sebagai tempat kita belajar dan berinteraksi, tempat anak-anak kita bertumbuh kembang, sekaligus tempat di mana kita sebagai bangsa, hadir dengan bermartabat,” tambahnya.
Pada kesempatan yang sama, Wakil Sekretaris PWNU DIY & Nur Iman Foundation Mlangi Yogyakarta, Muhammad Mustafid, S.Fil mengungkapkan tentang emotional intelligence, yakni mengajak kita untuk bersyukur dan merayakan teknologi, menghormati ilmu pengetahuan, dan mendukung semua bentuk kemajuan, serta bertujuan mengangkat derajat manusia.
“Etika ada karena kita adalah manusia. Literasi digital yang etis, nyaman dan maslahat memungkinkan kita mengambil secara optimal kemanfaatan teknologi digital dan mereduksi dampak negatifnya,” ucapnya.
Lebih lanjut, CEO Pena Enterprise, A. Zulchaidir Ashary menjelaskan materi terkait critical thinking, mencegah dampak bermedia sosial. Ia menjelaskan bahwa dalam bermedia sosial yang dibutuhkan adalah sebuah benteng pertahanan dari sebuah kejahatan digital/ cyber crime seperti malware, carding, dan phising (penupiuan online). Dia juga membagikan tips menjaga keamanan akun yang diibartakan seperti ‘sikat gigi’.
“Ganti sandi atau password secara berkala, jika penting minimal 3 bulan sekali, jangan berbagi dengan siapa pun, lalu lakukan verifikasi dua langkah. Insyallah aman,” katanya yang juga Digital Content Creator.
Acara berlangsung meriah, dilanjutkan dengan sesi tanya jawab, diikuti 200-an lebih peserta dari berbagai universitas di Indonesia.
Reporter : Erni Fitriani
Editor : Arinal Haq