HERMANTO, ALUMNI SYARIAH YANG GIGIH KINI MENJADI GURU
Sebagai manusia biasa, kita tak pernah tahu jalan hidup seseorang. Ada yang kuliah di jurusan hukum, namun setelah lulus justru menjadi seorang pengajar atau guru. Kisah ini terjadi pada alumni Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri (UIN) Kiai Haji Achmad Siddiq (KHAS) Jember, ia adalah Hermanto, S.H.I., S.Pd.I. Lahir di Banyuwangi pada 02 April 1986. Hermanto merupakan suami dari Ira Nurmawati, M.Pd., yang juga dosen di UIN KHAS Jember.
Pendidikan formalnya dimulai dari SDN Impres Wonosobo 06 (lulus tahun 1997). Kemudian melanjutkan di MTsN 3 Banyuwangi (lulus tahun 2000), dan di MAN 3 Banyuwangi (lulus tahun 2003). Hermanto merupakan salah satu siswa berbakat di sekolah. Ia memiliki kemampuan membaca al-Qur’an dengan tartil, sehingga seringkali ia mengikuti berbagai lomba di tingkat Kecamatan mulai dari SD hingga MA.
Selain itu, Ia juga pernah menempuh pendidikan informal di Ponpes. Sunan Kalijaga di bawah asuhan Kiai Haji Mahrus Aly (Alm) saat masih di bangku Madrasah Aliyah (MA).
“Saya mondok karena ingin mendalami ilmu agama,” ujarnya.
Setelah lulus MA, Hermanto memutuskan untuk melanjutkan pendidikannya di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Jember (Baca: UIN KHAS Jember), yang pada saat itu diterima di Program Studi (Prodi) Akhwal Asy-Syakhsiyah (Hukum Keluarga) Fakultas Syariah UIN KHAS Jember yang sebenarnya merupakan opsi kedua baginya.
“Opsi pertama saat itu saya pilih di FTIK Prodi PAI. Namun belum rezeki,” ucap ayah dari seorang putri bernama Mahardianita Ekarahma Safarisna itu.
Meskipun ada rasa kecewa dalam hati kecilnya, Hermanto tidak putus asa dan tetap berusaha menerima dan menjalani takdirnya. Ia pun berharap, semoga dengan diterimanya ia di Fakultas Syariah UIN KHAS Jember yang merupakan permintaan dari orang tuanya, membuat kedua orang tuanya bangga.
“Setelah masuk di Prodi HK, saya semakin tertantang untuk menjadi mahasiswa sepenuhnya. Saya ikut beberapa organisasi yang membuat pengalaman saya terus bertambah. Saya juga aktif di kelas, dan selalu memaksimalkan Satuan Kredit Semester (SKS),” tuturnya.
Totalitasnya dalam berorganisasi dibuktikan dengan jabatan yang diperolehnya, mulai dari Sekretaris Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Rayon Syariah (periode 2008-2009), Sekretaris Umum PMII Komisariat Jember (periode 2009-2010), Ketua Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Hukum Keluarga (HK) (periode 2008-2009), dan Ketua Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Fakultas Syariah (Baca: DEMA-F Syariah) (periode 2009-2010).
Hermanto mengaku, dari berbagai organisasi yang diikutinya tersebut mampu menjadikan pribadinya memiliki kemampuan beretorika yang bagus.
“Tidak ada alasan mahasiswa tertinggal mata kuliah, tidak bisa menyelesaikan tugas hanya karena organisasi. Ketika kita ikut organisasi, kita harus bisa membagi waktu dengan baik. Jangan sampai mengkambinghitamkan organisasi sebagai alasan untuk tidak mengumpulkan tugas,” ungkapnya.
Hermanto merupakan sosok yang kritis, daya keingintahuan terhadap berbagai hal tinggi. Ia suka mencoba hal baru yang nantinya dapat dijadikannya sebagai sebuah pengalaman hidup.
Saat masih menjadi mahasiswa, Hermanto merupakan orang yang gigih. Ia menyempatkan waktu untuk bekerja sampingan menjaga toko kelontong milik keluarga dari temannya di Ajung, Jember. Hal ini dilakukannya karena ingin mendapatkan uang tambahan untuk biaya hidup, dan sebagian untuk organisasinya.
Pasca Lulus dari UIN KHAS Jember pada tahun 2010, Hermanto memutuskan untuk tidak kembali ke kampung halamannya di Banyuwangi. Ia memutuskan untuk menetap di Jember dan mulai untuk mencari pekerjaan. Ia memulai karirnya dengan menjadi penyuluh hukum di Rambipuji selama 4 bulan. Kemudian setelah kontrak kerjanya habis, ia melanjutkan bekerja di instansi Kantor Urusan Agama (KUA) Rambipuji sebagai Staff Administrasi pada tahun 2011, dan bekerja selama 6 bulan. Setelah kontraknya habis, kebetulan saat itu ia ditawari oleh temannya untuk bekerja menjadi seorang pengajar.
Sejak kecil Hermanto sempat bercita-cita ingin menjadi seorang pendidik atau guru. Cita-citanya tersebut kembali bersinar setelah diamanahi oleh temannya untuk mengajar mata kuliah ilmu fiqih dan bahasa Arab di MA An-Nuriyah Kaliwining, Rambipuji. Saat hendak melamar menjadi guru di madrasah tersebut, Hermanto menjadi gundah karena dirinya terkendala ijazah yang tidak linear yaitu sebagai alumni dari Fakultas Syariah. Akhirnya, dengan tekat kuat dan keyakinan yang mantap, Hermanto memutuskan untuk kuliah lagi di Universitas Islam Jember (UIJ) pada tahun 2012 dengan full beasiswa.
“Paginya saya ngajar di MA An-Nuriyah, dan sorenya saya menghabiskan waktu di bangku kuliah hingga malam,” jelasnya dengan penuh semangat.
Hermanto menjalani profesinya sebagai seorang guru honorer selama 8 tahun dengan upah yang jika dinominalkan sangat terbatas.
“Gaji seorang guru honorer memang tidak seberapa. Banyak yang mencemooh saya, namun saya tidak berkecil hati, malah saya jadikan sebagai motivasi. Saya percaya bahwa Allah maha pemberi rezeki yang baik,” ucap Hermanto dengan penuh syukur.
Selama di STAIN Jember Hermanto dikenal dengan sapaan ‘Pak Guru’. Hal itu tidak lain dikarenakan memiliki perawakan seperti guru dan juga memiliki pribadi yang rajin dan disiplin. Bahkan dari kalangan dosen pun seringkali akrab memanggilnya dengan sapaan ‘Pak Guru’.
“Nama asli saya hilang. Banyak teman-teman dan dari kalangan dosen seringkali memanggil saya ‘Pak Guru’. Bahkan Prof. Dr. Khusnuridlo, M. Pd (rektor STAIN Jember, 2004-2012) seringkali memanggil saya ‘Pak Guru’ ketika saya menghadap meminta dana untuk sebuah acara,” jelasnya sambil mengenang kejadian kala itu.
Ucapan adalah doa. Akibat panggilan tak sengaja itu menjadikan Hermanto sekarang menjadi seorang guru. Hermanto berhasil menyelesaikan pendidikan keduanya di UIJ pada tahun 2016. Hermanto diangkat menjadi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) di akhir tahun 2018 dengan sekali tes.
“Panggilan itu menjadi doa bagi saya. Ketika masih kuliah, saya belum punya rencana setelah lulus. Saya hanya fokus mencari ilmu. Saya rasa ini bagian dari keberkahan ikut organisasi dan pengalaman yang saya dapat. Kuncinya adalah ikhtiar dan berdoa,” katanya.
Tidak berhenti disitu, Hermanto saat ini sedang menempuh pendidikan S2 di Pascasarjana UIN KHAS Jember Prodi Hukum Keluarga. Besar harapannya setelah menyelesaikan studinya, ia dapat mengamalkan ilmunya sebagai seorang dosen. Mari kita doakan bersama, semoga Hermanto dapat mewujudkan impiannya menjadi seorang pendidik yang berkualitas.
Hermanto juga menitipkan pesan kepada adik-adik mahasiswa Fakultas Syariah untuk selalu bersemangat dalam mencari ilmu dan bersungguh-sungguh dalam berorganisasi. Ia menegaskan lagi di akhir wawancara untuk selalu menata niat dalam mencari ilmu.
“Orang yang mau menuju kesuksesan pasti akan mendapati rintangan dan cobaan, jangan sampai terkena pengaruh lingkungan yang kurang baik,” pungkasnya.
Reporter : Lia Amelia Rahmah
Editor : Izzah Qotrun Nada