KELAHIRAN WUJUD CAHAYA MULIA KE ALAM DUNIA
Oleh: Ilham Febri Pratama, Mahasiswa Hukum Tata Negara Fakultas Syariah UIN KHAS Jember, Semester 3 dan Anggota Media Center Fakultas Syariah
Dengan nama Allah yang maha pengasih, penyayang. Segala puji bagi-Nya, amat teguh kekuasaan-Nya dan jelas bukti-bukti kebenaran-Nya. Maha agung kedudukan-Nya. Dengan iradah yang azali menghendaki, tercipta cahaya hamba yang amat dikasihi. Maka tersebarlah pancaran kemuliaannya, di alam nyata maupun tersembunyi. Maka hanya bagi-Nya segala puji, Tiada terhingga bilangannya tiada menjemukan pengulangan sebutannya. Betapapun sering diulang-ulang. Wujud semulia-mulia insan. Agar seluruh makhluk beroleh kemuliaan tiada terhingga. Dengan rahasia keutamaan yang mengiring. Tersebar merata di seluruh alam semesta. Nur yang berpindah-pindah dengan segala keberkahan. Dalam sulbi dan rahim yang mulia, berawal dari Nabi Adam Alaihissalam. Tiada satu pun sulbi yang membawanya tak beroleh nikmat Allah yang sempurna. Laksana purnama yang berpindah-pindah dalam orbitnya. Agar setiap tempat yang didiaminya, dan jalan yang dilaluinya. Meraih belai cahaya indahnya.
Hatiku tergerak, tanganku meraba menuliskan apa yang kubaca, Tentang kisah lahirnya manusia mulia dan karunia agung yang dilimpahkan Ilahi saat peristiwa kelahirannya, seakan meliputi seluruh penghuni alam semesta. Terus-menerus sepanjang pergantian hari, bulan, dan tahun. Semua ini semata-mata karna kegandrungan pada pribadi luhur itu. kerinduan untuk mendengarkan selalu nama indah dan sebutan sifat-sifatnya yang menjarah seluruh isi fikiranku yang buntu dan tabu. Kubaca dengan lantang kalimat yang diriwayatkan oleh Abdurrazzaq dengan sanadnya yang mutawattir, bahwasanya Jabir Bin Abdullah Al-Anshari R.A. bertanya kepada Rosulullah S.A.W. “Demi ayah dan ibuku, wahai Rasulullah, Beri tahu aku tentang sesuatu. Yang diciptakan Allah sebelum yang lain. Maka beliau menjawab, “Wahai Jabir, sesungguhnya Allah, Telah menciptakan nur nabimu Muhammad, dari nur-Nya. Sebelum sesuatu yang lain”. Selain itu juga telah diriwayatkan oleh Abu Hurairah, Bahwasanya Nabi S.A.W. telah bersabda, “Aku adalah yang pertama di antara para nabi, dalam hal penciptaan. Namun yang terakhir dalam hal pengutusan”.
Sayyidati Aminah pun mengandung di bawah pengawasan Allah. Dengan segala kemudahan dan keringanan, tiada sedikit pun berat dirasa, tak ada sakit diderita. Hingga tanpa terasa, bulan demi bulan pun berlalu. Sejak berpaut padanya mutiara indah terpelihara, alam seluruhnya bergemilang riang gembira, di pagi hari maupun di kala senja.
Senin, 12 Rabi’ul Awwal, saat ketika tiba kelahiran insan tercinta. Gema ucapan selamat datang yang hangat, Berkumandang di penjuruh langit dan bumi. Hujan bertaut keberkahan llahi tercurah kepada penghuni alam dengan lebatnya. Lidah malaikat bergemuruh mengumumkan kabar gembira, Sayyidah Maryam dan Sayyidah Asiyah pun datang sambil mengiring sejumlah bidadari surga karna, sungguh telah tiba saat yang telah diatur Allah bagi kelahiran ini. Maka menyingsinglah sinar fajar terang benderang menjulang. Lahirlah insan pemuji dan terpuji sembari tunduk khusyu’ di hadapan Allah dengan penghormatan tulus dan sembah sujud.
Selain itu, terdapat kisah yang diriwayatkan oleh Abdurrahman Bin Auf dari Syaffa’ ibundanya berkata bahwa “pada saat Rasulullah S.A.W. dilahirkan oleh Sayyidati Aminah, Ia kusambut dengan kedua telapak tanganku dan kudengar tangisannya yang pertama, kemudian kudengar suara berkata “Semoga rahmat Allah atas dirimu”, Dan aku pun menyaksikan cahaya benderang dihadapannya menerangi timur dan barat, hingga aku dapat melihat gedung-gedung bangsa Romawi, Kemudian kubalut Ia dalam pakaiannya lalu kutidurkan. Namun tiba-tiba kegelapan dan ketakutan datang meliputi diriku dari sebelah kanan, sehingga aku menggigil karnanya, dan kudengar suara bertanya “Kemana Ia akan kau bawa pergi ?” ”Kebarat !”, jawab suara lainnya. Lalu perasaan itu menghilang dari diriku, Namun sejenak kemudian datang lagi dari sebelah kiri, hingga menggigil tubuhku karenanya, dan kudengar “Kemana ia akan kau bawa pergi?” “Ke timur!”, Jawab suara lainnya . Peristiwa itu sungguh melekat dalam pikiranku. sampai tiba saat beliau menjadi utusan Allah, Maka aku pun menjadi kelompok orang-orang yang pertama mengikutinya dalam Islam”. Sungguh begitu banyak riwayat-riwayat kisah dalam hidup Rasulullah S.A.W. yang mencatat mu’jizat-mu’jizat besar semasa hidupnya, sebagai bukti yang nyata tentang kenabiannya. Semua menunjukkan tingginya kedudukan di sisi Tuhannya. Inayah Allah setiap saat teap menjaganya Karna, Dialah sebaik-baik petunjuk dari Allah kepada seluruh alam semesta dan isinya .