PENTINGNYA PENDIDIKAN AKHLAK PADA ANAK SEJAK DINI
Oleh: Ekik Filang Pradana (Mahasantri Pondok Pesantren Darul Hikam Mangli Jember dan juga Mahasiswa Semester 6 Hukum Keluarga Fakultas Syariah)
Perubahan dari generasi ke generasi, sampai pada generasi Z saat ini yang bisa dilihat dengan kemajuan teknologi yang berkembang dengan pesat, mempermudah segala aktivitas kehidupan manusia. Akan tetapi hal tersebut tidak diikuti dengan akhlak dan moral manusia yang bertambah mulia. Bisa dilihat bagaimana berita-berita di televisi atau di media cetak, didominasi tentang tawuran antar pelajar, pembunuhan, pemerkosaan, pencopetan, memanfaatkan media elektronik sebagai alat adu domba dan masih banyak lagi.
Akhlak adalah sifat yang tertananam dalam jiwa yang yang menimbulkan perbuatan-perbuatan dengan mudah dilakukan tanpa perlu kepada pemikiran dan pertimbangan. Tugas baginda Rasulullah Saw diturunkan Allah Swt untuk umat manusia tidak lain adalah untuk menyempurnakan akhlak. Hal ini sudah dijelaskan di dalam Al-Qur’an Surah Al-anbiya ayat 107:
“Dan kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam”.
Pendidikan akhlak sebaiknya diberikan kepada anak sejak kecil, karena usia yang masih dini, anak akan mudah dibimbing dan diajarkan perbuatan-perbuatan yang baik, sehingga ketika sudah dewasa, perbuatan baik tersebut akan melekat dan menjadi kebiasaan anak tersebut.
Memberikan pendidikan kepada anak sejak dini, sudah dicontohkan oleh Luqman al-Hakim yang kisahnya diabadikan dalam surah Luqman, memberikan nasihat-nasihat kepada anaknya, seperti: melarang mempersekutukan Allah, harus berbakti kepada kedua orang tua, perintah mendirikan sholat, berbuat kebaikan, menjauhi kemungkaran, tidak boleh berbuat sombong dan sabar dalam menghadapi persoalan.
Cerita Luqman al-Hakim menjadi teladan bagi orang tua agar dapat memberikan bimbingan dan pelajaran akhlak yang baik bagi anak-anaknya sejak di usia dini.
Akhlak pada anak dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai perikut. Pertama adalah faktor keluarga, faktor keluaga adalah faktor yang terpeting yang berdampak pada seorang anak. Anak dilahirkan di dunia semuanya dalam keadaan suci, nantinya yang membuat anak beragama Islam, Kristen, Hindu, Budha, Konghucu adalah orang tua. Sama juga pada akhlak jika pola hidup keluarga tidak mencerminkan akhlak yang baik akan berdampak kepada anak. Pepatah mengatakan “Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya”, seorang anak akan mengikuti pola hidup dari keluarganya.
Kedua adalah pendidikan, pendidikan di mana seseorang anak di sekolahkan juga berperan penting pada perkembangan akhlak. Anak yang belajar tentang matematika maka akan mengerti tentang pelajaran matematika. Kebanyakan orang tua akan membawa anaknya di pondok pesantren atau di madrasah, karena dipondok seorang anak akan diajari berbagai kitab dan salah satunya mengenai ahlak seperti; kitab Riyadhus Shalihin, Akhlakun Banin dan kitab yang lainnya.
Ketiga adalah lingkungan, pasti semua pernah melihat atau mendengar film Tarzan?
Dalam kisah tersebut tarzan adalah seorang anak manusia yang hidupnya didalam hutan bersama orang hutan, dan berbagai macam hewan yang lain. Hal itu menyebabkan si Tarzan bertingkah seperti hewan baik dari cara makan, berbicara dan bertingkah laku seperti hewan. Sama seperti manusia, jika manusia hidup dilingkungan yang baik seperti pesantren atau di lingkungan yang didalamnya masyarakat mempunyai kebiasaan yang baik, akan juga berdampak pada ahlak anak-anak yang hidup di lingkungan tersebut. Dan sebaliknya, jika lingkungan masyarakatnya kurang baik seperti tempatnya orang-orang yang suka minum alkohol, berjudi, suka sabong hewan, hal ini juga berdampak pada akhlak yang kurang baik pada anak-anak tang bertempat tinggal di lingkungan tersebut.
Keempat adalah media sosial, sudah tidak heran lagi kita temui anak-anak kecil bermain gawai, mungkin jika pada zaman dulu anak-anak mainnya hanya petak umpet, masak-masak, gobak sodor, kelereng. Namun anak sekarang sudah mengenal yang namanya tik-tok, youtube, facebook. Sehingga informasi apapun cepat sekali didapatkan. Dunia barat yang penuh glamor dan kebebasan mudah sekali didapat anak-anak melalui gawai tadi. Ada yang viral atau trend di media sosial langsung ditirukan. Maka orang tua berperan memberikan pengawasan kepada anak-anak supaya gawai yang dipegang dipergunakan dengan baik.
Keempat faktor diatas mempunyai pengaruh yang besar terhadap pembentukan akhlak kepada seorang anak. Oleh karena itu, pembaca dan orang tua harus sadar bahwasanya akhlak yang baik adalah sesuatu yang harus di miliki oleh seorang anak. Syekh Abdul Qadir Al-Jailani pernah berkata “Aku lebih menghargai orang yang beradab dari pada orang yang berilmu, kalau hanya berilmu iblis pun lebih tinggi ilmunya dari pada manusia”.