ROAD TO BE A PROFESSOR: ASAL ADA KEMAUAN DAN KERJA KERAS, PASTI BISA
Media Center- Bergelar Profesor dan menjadi Guru Besar pada suatu bidang keilmuan merupakan pencapaian yang luar biasa. Sehingga, perjalanan hidupnya dapat menjadi motivasi bagi para pejuang pendidikan untuk terus belajar.
Pada hari Jumat (01/10) Asosiasi Dosen Pergerakan PB IKA PMII mengadakan Webinar dengan tema “Road To Be A Professor” melalui Zoom Meeting yang diikuti lebih dari 100 peserta. Hadirnya Webinar tersebut memberikan kesempatan bagi peserta untuk mendengarkan secara langsung perjalanan para narasumber menjadi seorang Profesor atau Guru Besar.
Webinar “Road To Be A professor” yang dimoderatori Dr. Zainal Anshori, M.Pd.I dibuka dengan Opening Speeches oleh Prof. H. Abdurrahman Mas’ud, Ph.D (Ketua Umum ADP) dan Prof. Dr. M. Noor Harisudin, M.Fil.I (Ketua ADP). Dalam sambutannya, Prof. M. Noor Harisudin M.Fil.I menyatakan Guru Besar sebagai posisi tertinggi dalam dunia akademis, “Keilmuan memang tidak memiliki puncak, tetapi gelar Guru Besar merupakan puncak tertinggi dalam akademik. Sehingga perannya sangat penting dalam perkembangan masyarakat.”
Kemudian, Prof. H. Abdurrahman Mas’ud, Ph.D menjelaskan perjalanannya menjadi Profesor dan Guru Besar, “Saya memang telat mulainya, tapi alhamdulillah selanjutnya dilancarkan sampai mendapatkan fullbright, beasiswa USA 4 kali. Asal kita ada kemauan dan kerja keras, pasti kita bisa,” ucap Ketua Umum ADP tersebut.
Adapun Narasumber yang dihadirkan dalam webinar ini ialah Prof. Dr. Sri Mulyati, M.A (Guru Besar Ilmu Tasawuf UIN Syarif Hidayatullah Jakarta), Prof. Dr. H. Zaenuddin H. Prasojo, S.Ag., M.A., M.A (Guru Besar Ilmu Perbandingan Agama IAIN Pontianak), Prof. Dr. Idi Warsah, S.Pd.I., M.Pd.I (Guru Besar Ilmu Psikologi Pendidikan Islam IAIN Curup) dan Prof. Atun Wardatun, M.Ag., M.A., Ph.D (Guru Besar Hukum Perdata Islam UIN Mataram).
Dalam penjelasannya, Prof. Dr. Sri Mulyati, M.A., Ph.D mengungkapkan 19 langkah untuk menjadi Profesor. “Ada 19 langkah menjadi Profesor dalam 4 tahap akademik, mulai dari SMA, Kuliah Strata 1, meraih gelar Magister, dan pendidikan Doktor. Pada kesimpulannya mempertahankan nilai, adanya pengalaman mengajar, sertifikat keahlian sesuai bidang keilmuan, publikasi dan eksistensi keberadaan,” tutur Guru Besar Ilmu Tasawuf UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Selanjutnya, Prof. Atun Wardatun, M.Ag., M.A., Ph.D memberikan tips mempermudah perjalanan menjadi Guru Besar, “Saya mengabdi di UIN Mataram sejak Maret tahun 2000, setelah 21 tahun mengabdi baru mendapatkan gelar Guru Besar pada 1 April 2021. Tips agar memudahkan perjalanan menjadi Guru Besar yakni fokus pada tujuan, tentukan prioritas, perhatikan linearitas, pengelolaan dokumen dan manajemen waktu,” ungkap Guru Besar Hukum Perdata Islam UIN Mataram.
Prof. Dr. H. Zaenuddin H. Prasojo, S.Ag., M.A. memberikan pengalamannya dan motivasi untuk meraih gelar Guru Besar, “Proses menjadi Guru Besar kita lalui saja, jika ada kendala-kendala termasuk kendala teknis harus kita hadapi. Menjadi Guru Besar sekarang tidak hanya sekedar menulis artikel, tetapi bagaimana menjaga ‘listrik’ tetap hidup,” tegas Guru Besar Ilmu Perbandingan Agama IAIN Pontianak tersebut.
Pada Narasumber terakhir, Prof. Dr. Idi Warsah, S.Pd.I., M.Pd.I memberikan motivasi meraih gelar Profesor terlepas dari situasi hidup, “Saya anak kampung, tetapi saya punya mimpi. Selalu saya pegang, mudahkanlah hubungan dengan manusia maka Allah SWT akan memudahkan kita, sehingga saat ini Alhamdulillah selalu diperlancar. Terakhir, Optimis, Pahami Regulasi dan menulislah, pastikan tulisan disitasi karena dapat menjadi penilaian oleh Kemendikbud,” pungkas Guru Besar Ilmu Psikologi Pendidikan Islam IAIN Curup tersebut.
Reporter: Arvina Hafidzah
Editor: Izzah Qotrun Nada