WEBINAR LITERASI DIGITAL, ORMAWA DITUNTUT OPTIMALKAN MEDSOS SEBAGAI MEDIA PERJUANGAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
Media Center - Penggunaan media sosial yang bertambah hari terus meningkat, data digital Indonesia menyebutkan, 2/3 (dua pertiga) masyarakat Indonesia sudah mengakses internet, pengguna Handpone 98,3%, dalam sehari rata-rata menggunakan Handpone selama 7 jam42 menit. Dalam hal ini perlu adanya inovasi untuk memanfaatkan media sosial.
Dengan hal itu Fakultas Syariah bersama bekerja sama dengan Pandu Digital menggelar webinar dengan tema “Literasi Digital dan Penguatan Fungsi Serta Peran Organisasi Kemahasiswaan di Indonesia” pada Rabu (31/05/2023) pukul 09.00-11.00 WIB melalui zoom meeting
Kegiatan tersebut mengundang pembicara yang berkompeten, antara lain Dr. Martoyo, S.H.I., M.H , sebagai Wakil Dekan III Fakultas Syariah UIN KHAS Jember, Mustaghfiroh Rahayu sebagai Peneliti Pusat Studi Keamanan dan Perdamaian UGM dan Andika Renda Abadi Digital Trainer.
Martoyo menyampaikan bahwa transformasi ruang sosial di era digital ini menimbulkan problematika pada mahasiswa.
“Interaksi sosial di dunia nyata berpengaruh pada pikiran dan tindakan karena terdapat proses sosial untuk sampai pada kesamaan pemahaman dan gerakan, akibat berinteraksi dalam ruang virtual prinsip-prinsip kemahasiswaan tidak dipahami, seperti tumbuh suburnya praktik plagiasi dikalangan mahasiswa.” ujar Wakil Dekan Fakultas Syariah UIN KHAS Jember.
Dalam materinya, Martoyo menjelaskan adanya kelemahan dalam penggunaan ruang digital tidak kemudian harus dijauhi apalagi diabaikan, tetapi mahasiswa dituntut cerdas dan bijak dalam menggunakannya.
“Ruang digital harus lebih dimanfaatkan mahasiswa dan organisasi kemahasiswaan, seperti pengembangan riset, karena lebih efetif, cepat dan mudah untuk mengolah data dan mempublikasikan hasil risetnya, sehingga ruang digital dioptimalkan untuk perjuangan dan pemberdayaan mahasiswa dan masyarakat,” tambah Martoyo.
Adapun menggunakan ruang digital tetap harus memperhatikan etika digital, sehingga tidak memberikan dampak yang negatif kepada orang lain dan diri sendiri.
“Dalam ruang digital kita akan berinteraksi, dan berkomunikasi dengan berbagai perbedaan kultural. Maka, segala aktivitas digital di ruang digital dan menggunakan media digital memerlukan etika digital,” tutur Mustaghfiroh Rahayu.
Dalam penjelasannya Mustaghfiroh Rahayu juga menegaskan beretika digital akan membuat seseorang lebih cakap dan bertanggungjawab.
“Etika digital ditawarkan sebagai pedoman menggunakan berbagai platform digital secara sadar, tanggung jawab, berintegritas dan menjunjung nilai-nilai kebajikan antar insan dalam menghadirkan diri, kemudian bertransaksi dan berkolaborasi dengan menggunakan media digital,” pungkasnya yang juga sebagai Wakil Ketua Lakpesdam PWNU DIY.
Selanjutnya, Andika Renda Abadi menuturkan bahwa dalam menggunakan alat komunikasi harus memberikan batasan-batasan pada diri sendiri sehingga tidak sampai pada kecanduan
“Bahaya kecanduan menggunakan gadget akan berdampak pada fisik seperti; mata lelah, gangguan tidur, sakit pada bagian tubuh tertentu dan juga berdampak psikologis seperti; sulit fokus, merasa kesepian, mudah marah dan panic, FOMO (Fear Of Mising Out), gunakan gadget ketika memang dibutuhan.”Ucap Andika Renda Abadi juga sebagai Relawan MAFINDO
Andika juga mendorong mahasiswa untuk memanfaatkan ruang digital yang semakin terbuka agar dapat mengembangkan potensi diri
“Momentum seperti ini mahasiswa harus cerdas memanfaatan ruang digital untuk menambah wawasan, memperluas relasi, berfikir kritis dan mengembangkan minat bakat.” Pungkas Andika
Acara tersebut mendapatkan antusias dari ratusan mahasiswa yang ikut bergabung dalam webinar.
Reporter : Ekik Filang Pradana
Editor : Moh Ramdhan Harisuddin
